Jumat, 11 Februari 2011

I

I,

Seucap panggil ..

Kau dan aku, anggap bukan sesiapa..

Anonim tak pernah berani berkaca..

Terlampau pengecut untuk tahu namanya sendiri..

Bersembunyi dari musabab yang entah..

Aku mencintaimu, I ..

Meski tak sanggup kueja huruf – huruf setelahnya..

Bungkam, rasa terkukung diam..

Didalam seruang yang temaram, suram.

Ia pencuri, mengendap – endap di pelataran hari..

Memunguti tatapanmu yang kering berguguran..

Lembar - lembar yang sempat mekar pada reranting ingatan..

Belum lagi senyumanmu..

Bibir pantai, lipitan ombak menempel basah dan berakhir disitu..

Aku Takjub, takluk dilumat getar menjalar liar ..

Maka berkacalah lagi, kekasih ...

Jumpai anonim dipantulan cermin...

Aku, yang tak kau kenali ..

Selasa, 16 November 2010

JANJI DI SATU PAGI

Apa yang kau risaukan, sayang ??
Hatiku bentangan sayap tuk membawamu terbang.
Sungguh, tak perlu menabur galau..
Meski kadang Tuhan menjawab doa dengan sengau.
Kulingkarkan janji di jari manismu pagi ini.
Bersaksi embun pada ujung rerumputan teki.
Bahwa aku akan menopang lelapmu..
Menadah tangismu..
Memeluk sepimu yang beku.
Menggandengmu berjalan menyongsong tua.
Meski bilangan kita tak selamanya dua..
Tataplah mataku, sayang..
Yah, seucap janji ini mungkin kan usang.
Tapi, diujung usia cinta bertumbuh sayap melayang.
Menggantung di langit-langit surga bak gemintang.
Kau dan aku, kita lebur jadi satu tubuh berbayang.

CINTA

Cinta..
Sebuah rasa utuh menghijab.
Akibat tak bersebab..
Desah jiwa risau dalam bekap.
Sepercik Letupan tanpa sulut..
Tak mati meski ditikam maut..
Menyesap biru samudera..
Menghijaukan semesta..
Memerahkan langit..
Memberi nada untuk setiap jerit..
Sececap manis bagai lengkung bulan sabit.
Ijinkan aku menjadi salah satu diantaranya..
Kujanjikan kau selamanya..
Kekasihku, aku mencintaimu senyatanya.

Minggu, 14 November 2010

2 minggu saja

By : Dian Aliffia

Malam ini aku msh terjaga...
Pikiran melayang pd satu titik dsana...
Di tempat yg jauh tak terhingga...
Segenap bayangmu yg kmrn menyapa
Meskipun skrg sirna....
Aku tak mengerti mengapa kau ada...
Apakah hanya utk menggenapi kesalahanku saja...
Atau hanya penghibur sejenak saja...
Hadirmu yg tak pernah kusadari sblmnya...
Kuabaikan begitu saja...
Tak juga membuatmu jera...
2 minggu saja...
Terlalu singkat rasanya...
Namun cukup membuat mataku terbuka...
Dan menyadari bahwa kau ada...
Menyadari bahwa sebagian dr mu memang ada...
2 minggu berlalu begitu saja...
Aku ingin berjumpa dg mu skrg juga...
Namun...hatimu kini penuh dg lara...
Maafkan aku ya...
dan terima kasih kau sisihkan sebagian wktumu walaupun kau pergi lagi sejenak setelah ku mulai menyadarinya....
Terima kasih....sudah ada utk ku sekian lama...
Walaupun 2 minggu saja wktu dg mu yg kusadari ternyata benar2 berharga...

Selasa, 09 November 2010

SORE YANG KOSONG

Ada lelah yang merebah pasrah..
Ada tangis yang menggores bengis..
Ada pedih yang memburai rintih...
Seangkuh itukah kehidupan... ?
Sedang jiwa dan mimpi dicuri hedon metropolitan
Kudengar vibrasi ironi merayap..
Gitar seorang pria tua menebar harap..
Alunan melodi sederhana tentang derita yang kerap

Gelimpanglah hati tak bernurani..
Kemarin kau berpaling, hari ini kau bergeming..
Esok kau menodai, lusa kau meludahi...
" Apa yang kau cari anak muda ? ", tanyanya..
Tatapan kosong meraba asa tak bernyawa..
" Aku mencari percik di perigi kerontang ", jawabku..
Aku dan dia lebur didalam suatu sore yang kelabu..

Kami terpekur hening, melagukan sedih yg berdenging
Jemarinya kembali mencabik senar renta..
Gerimis menabur rinai, deras kan mendera..
Tapi, kami tak beranjak..kemana lagi menapak jejak ?.
Disinilah rumah kami, disalah satu sudut imaji..
Jauh dari riuh yang sepi, enyah dari hidup yang mati..

Jumat, 22 Oktober 2010

SEJENGKAL PELANGI

Terpejamlah, sayangku...
Kulukis pelangi di kosong pikirmu..
Merah,Jingga,Kuning,Hijau,Biru,Nila dan Ungu..
Mana warna yang kau suka ?
Kan kugores lebih terang dari lainnya..
Lihatlah, sayangku..
Pelangi melingkar setengah euklid..
Indah tak terperi meski sekelumit..
Sejengkal menjejak surga..
Malaikat terpana, sayapnya jatuh di tanah..
Takluklah, itu tujuh garis warna oleh jemari cinta
Tersenyumlah, sayangku..
Pelangimu kekal walau jiwa raga tak lagi satu
Meski jasadku tertimbun tanah beku..
Atau hati dirasuki jemu..
Simpan baik-baik dalam ingatanmu..
Sejengkal pelangi yang kuguratkan untukmu..

Selasa, 19 Oktober 2010

SELEMBAR RINDU

Kusobek selembar catatan hati..
Huruf-huruf terkapar mati..
Tak berima dan tanpa bait..
Rindu...Hanya itu yang terbaca
Bak Setetes air di belangga tua..
Cinta pernah luber bagai bandang..
Ingatanku membayang..
Dulu, bukan kini..
Waktu membunuh detik demi abadi
Jangan tanya bagaimana mengeja rindu..
Diam sajalah bila kita bertemu..
Kusimpan selembar itu untuk kau resapi..
Temui aku di taman kota suatu hari..
Bawakan seikat kisah yang kulewatkan..
Tentang uban, sendi berdecit dan keriput berserakan
Hingga saat itu tiba..
Biarlah selembar rindu meragi rasa..